Musim hujan di musim kemarau cintaku
saat hati ini perlu mengeringkan diri dari cintamu, kau datang dan membasahinya
saat itulah aku melayu karena akar cintaku tak tahan menerima asamnya hujan sikapmu itu.
yang kunanti adalah matahari tegasmu, apakah sinarmu menghangatkan dalam melangsungkan hidup ini.
kau kejam saat aku butuh kau pergi, saat aku tidak butuh kau datang
sehingga jamur-jamur kerinduan dan kebencian sulit dibedakan dalam menjaga atau merusak daun-daun harapan cinta ini.
kini hujan asam sikapmu benar-benar membunuhku
melepuh daun-daun hati oleh embun-embun ketidakpastian
meregang disuburnya lahan cinta yang tergenang akan sikapmu itu pula
aku benar-benar mati, namun setidaknya kamu pernah menyiramiku di musim yang lalu dan terima kasih untuk itu
Senin, 17 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar