Jumat, 07 Juni 2013

Di Taman Pesakitan Yang Indah


Sang Pangeran:
Di pesakitan malam merajam memerih memindai hati yg melepuh oleh harapan. Menderit menjerat mengelupaskan kerak dinding jiwa yg rapuh oleh janji. Terhimpit keterpurukan masa indah dan kepalsuan akan cita dan cinta. Kehausan dipersimpangan ditelaga sunyi rayuan senja. Meretas duka membuka tabir masa itu. Kepalsuanmu adalah kebodohanku yang terindah nan menyakitkan. 
Masuk ke jurang terindah nan menyakitkan dan brusaha menikmati dalam ketidakmampuan mewujudkannya. kmd hanya diam dan membisu, seakan dia berada dibalik tembok utk meraih asa ini. gerakan hati ini merayap diatas duri-duri perasaannya dan sakit nah perih. Dan kembali senyum manisnya semakin memerihkan rasa ini. duhai malam yg malas disambut pagi, jadilah saksi betapa merindunya hati ini. kemudian pagipun menjawab, " duhai malam, betapa bahagianya dia dalam tersakiti akan perasaan terajam oleh keteraturan" kemudian malam membalas "dia lah manusia terbodoh yg memuja cinta, sedangkah dia tahu pasti akan menyakitinya". keheningan ini berlanjut diketenangan malam dgn bulan tertutup mendung kesedihan. Sang Putri!!! ijinkan perih ini kau siram dengan garam-garam sikapmu. semakin perih semakin indah karya ini.
Pernahkah malam bertanya pada pagi, mengapa harus ada malam? pagipun menjawab, "karena kamu   membelakangi cahaya". malam menyela "tetapi mengapa aku harus ada?". pagipun berkata "dialah bayangan yg selalu menyimpan misteri termasuk cinta!" 
Masih dalam malam, buratan mendung menyelimuti keindahan bulan sikapmu. menepi menakar mimpi membuyarkan asa yg tak terbendung. menginjakkan kaki hati ini di lembah kesedihan, meraih seutas tali harapan akan jurang hatimu menyelamatkanku?
indahnya jurang hatimu, dan luasnya membuatku sesak seakan tiadak bilik merebahkan jiwa yg sekarat ini. ijinkah ruh cinta ini bersemayam dihatimu, dan bernisankan cerita asmara nestapa.
Dikebangkitan ruh cinta nanti, besitkan nafas kehidupan walau sesaat dan matikanlah dengan air mata jawabmu. Bibir hatimu masih kutunggu atas jawaban akan kematian yg layak dari ruh itu. Melalui hembusan udara malam ini pula, ruh cinta ini tersenyum dalam duka akan jutaan tahun cahaya utk menggapaimu.
Sang Putri:
Ruh cintamu ad dlm pkirmu,khidupannya ada krn sayatan halusinasimu.Perih lukamu Menyayat kalbuq,Tak perlu Kau rindukan jawabanq krn kehidupan karyamu terletak pada kegilaanmu...

Sang Pangeran:
melukismu dikanfas pikiran, membingkainya dengan perih. Seakan tersenyum lukisan jiwa didinding kematian akan suka
Sang Putri:
Derai perih jiwamu,rindukan sentuhan membelai hatimu.khdupnq jauh beda dg pilihanmu....perkenalanku dg sosokmu jdkan kelu drelungku....sakit ,perih tp sejukan pikirq...sedikit tp mampu kumengerti..sulit tp buatq bermimpi...mimpikan bulan menari dlm malam bsenandung dg bintang.seakan terlihat seperti org yg sedang kasmaran...terlena oleh percintaan terlarang ,terpana akan ketidaksetiaan,dipermainkan oleh tarian perasaan ,menipu syahdu kebersamaan..
Sang Pangeran:
Mari menari dlm pedih, kidung ketidak abadian adlah milik dunia.
Sang Putri:
Menariku dgmu samma Halnya menabur racun dlm kmtianq,...tersiksa,akn pencabutn nafasku yg tak mampu hirup
Khidupanmu...
Sang Pangeran:
Racun cinta ini memang membius asmara, memabukan akal meruntuhkan altar kepalsuan
Racun cinta ini pula akan membunuh keangkuhan hati, meruntuhkan tebalnya malam kemunafikan.
Racun cinta ini juga akan membangkitkan gairah meneruskan surinya kematian cinta itu sendiri
Yakinlah dlm cinta terlarang ini, kita akan menemukan makna cinta itu sendiri
semua tidak yg abadi bahkan yg tidak terlarang sekalipun
semua tdk ada yg abadi bahkan cinta yg tdk terlarang sekalipun
Semakin kau sembunyi, semakin rapuh kau berdiri dipelukan perih
Duhai dara yg teracuni cinta terlarang, pangganglah cinta dengan api kerinduan. Hangatkan ruang hatimu penuh tp kosong dgn mendebukan kemunafikan.
Semakin kau lari semakin kau dikejar olehnya.
Membungkus malam dlm pertemuan jasat-jasat kematian cinta. Memetik gitar mendendangkan keheningan. Meneguk cawan anggur asmara melegakan dahaga akan kerinduan. Dan, hany bayangmu selalu menemaniku dalan kerinduan itu. Kau tampak tersenyum dalam duka, termenung dalam penantian malam nan pilu.
Di titian malam ini anginnya menuntunku melukis luka ini dalam kanfas-kanfas kerinduan.
Melalui rintihan malam meneriakan bahwa aku telah menemukan sosok yg kurindu dalam lezatnya prosa.
menulusuri malam mencari hilangnya puja dalam bait-bait kata merangkai kalimat bahwa kamulah salah satu yg kurindu akan indahnya sastra.
dalam warsa semangat ini bangkit kembali, gairah  itu kembali mengalir dari puncak kematian betapa indanya cinta ini dalam paitnya asmara.
memijaki malam ini kumenemukan sejatinya cinta dilembah nista bukan sekedar nostalgia asmaradana.
kerasnya hatimu semakin mengasah berkaratnya rasa ini. Menajamkan semangatku dalam membunuh kepalsuan, melaui sayatan kata dan goresan nestapa diangkuhnya perasaanmu.
Dalam bingkai malam ini kerinduan semakin merajam, menghunus tepat dijantung hatiku. Akankah rasa ini semakin menggila, aku berharap spt itu.
kekeluan lidah jiwa ini, kerapuhan cinta ini tak kan pupus oleh pagi dan takkan lekang oleh batasan matahari keangkuhan norma.
Yakinlah aku akan datang dalam malam-malammu, laksana hantu terindah yg pernah merasuki hati, pikiran dan jiwamu. Ketakutanmu dalam tangis kekeringan norma, kegelisahanmu dlm jeritan tawa dan kebahagianmu dalam kepalsuan akan terbunuh oleh perginya isi hati itu sendiri.
Di pertengahan pulasnya dunia, ketenangan hembusan nafas dalam tidurnya penghuni kefanaan, kembali dan selalu akan kurasuki di pembuluh mimpi indah dan buruknya sekalipun. Bayangku akan mengalir bersama detik-detik menyelusurinya menuju hatimu yg menghampa.
Bangunlah dalam tidur, tidurlah dalam bangun. Membayangkan dirimu, menangis dipelukan malamku. Mengecup kening jiwamu, membelai rambut sedihmu. Mengusap derai air mata kehampaan dan kembali kukecup matamu yg sendu menunduk mencari makna hidup.
Dimalam ini ijinkan aku memelukmu, mengecup kening dan indanya mata hatimu. Membelai rambut jiwamu, mengelusnya melalui pedihnya rasa ini. Menepuk punggungmu dalam nafas kesabaran, mengusap air mata perihmu, dan kembali kupeluk erat seakan esok akan pergi selamanya.
Dimalam ini ijinkan aku memelukmu, mengecup kening dan indanya mata hatimu. Membelai rambut jiwamu, mengelusnya melalui pedihnya rasa ini. Menepuk punggungmu dalam nafas kesabaran, mengusap air mata perihmu, dan kembali kupeluk erat seakan esok akan pergi selamanya.
Selamat tidur sayang, kurindukan perjumpaan kita di kefanaan dan keabadian terhitung dari keringnya embun dan mengembunnya rumput kehidupan ini.
Aku akan hadir
aku akan datang
Aku akan pergi
setelah kau menemukan teman fanamu
Dan terima kasih malam telah menemaniku dan menyelimuti kekasih-kekasih hatiku malam ini.
I'm loose, u r won
Sang Putri:
Kefanaan duniawi mengurung jiwamu dalm suram cinta yang kau buat.Kau terjatuh Dr keinginan hati akn semunya permainan hati.Kutunggu karyamubsang pujangga...Dr kerisauan akan fikir dan nista permainan..
Sang Pangeran:
Aku menyerah tersakiti oleh tangan bodoh pikirku, aku ingin hati dan jiwamu seimbang dgn hati dan jiwaku yg merapuh saag ini
Aku menyerah aku menyerah ternyata aku rapuh maafkan aku
Sang Putri:
Awal ini kau ciptakan dg sendri,kau gores dg perasaan lebih,knapa harus lemah oleh krena suatu rasa yg ingin kau miliki...q makin ta mengerti ap skrgn yg kau ingini,gelisahmu dibuat Dr hatimu,hatimu terkontrol oleh mimpi sajak cinta yg ingin kau obati.Tp justru saat ini drimu yg jatuh akan pahitnya prosa maya yg tercipta karena hasrat jiwamu..Bukankah semakin kau menghindar ,semakin ku kejar...TIadaa cinta yg abadi,tiada pengorbanan tnpa ketulusan bahkan cinta pun ta harus memiliki..
Q ingin lanjutkan ini dlm dunia yg beda...bukan nyta...tp skrg km terombang ambing diantara keduanya...
Sang Pangeran:
SaJakku telah mati dan telah mati dan aku akan pergi. Pergi ntah kemana tiada labuh, tiada tepi. Ku mencintaimu tp apakah kau mencintaiku? Jawaban itu yg membuatku hidup utk melanjutkan hidup dalam dera-dera bercinta. Jawablah ya atau ya kau mencintaiku pula
Sang Putri:
Klo anggp perkataanmu ta dlm khidupan nyata...knapa harus sakit,kenapa harus rapuh??,ap km sudah rasakan ingin keluar Dr dunia maya yg ta kau sengaja menjadi dunia nyata,yg kau harapan akan ad keajaiban akan cinta yg sejatinya.
Sang Pangeran:
Apkh kamu juga merasakan apa yg aku rasakan?
Bunga-bunga harapan seakan berkembang oleh sejuknya peryataanmu. Mataharipun menanti di ufuk kerinduan. Teriknya hidup ini seakan terkalahkan oleh sejuknya sikapmu. Rekahan-rekahan perih menutup oleh air rasamu. Bersemi pupus daun jiwa ini mencari matahari cintamu. Mengembang dan mengembang menjalar direbahan dataran kepasrahan apa yg akan terjadi
Terima kasih malam yg membawa embun kesejukan harapan, basuhlah daun hati dan jiwa ini dengan lembutnya sentuhanmu. Sayang yg terkasih dipelukan puja, harus dengan apa hati dan jiwaku ini membalas embun sejukmu?
Dalam titian malam dengan bunga-bunga yg tertunduk takjubnya kasidah romantika kehangatan cintamu. Tak peduli dimana harus bertahan hidup di kefanaan atau keabadian kaulah nagasku yg menghidupkan gairah hidup cinta kita.
dAlam rebahan tubuh yg tak mampu menyelami alam pikirmu, dalam pergumulAn antara ada dan tiada hadirmu adalah makna, senyum manismu adalah kakiku mencoba bertahan utk menapaki air keindahan.
membelai rambutmu layaknya menhapus kerinduAn. Mengecup keningmu seperti menemukan kehangatan. Mencium sendunya matamu memperlihatkan masih banyak keindahan dari percintaan aneh ini. Mencium bibirmu laksana pintu surga menyMbut tamu terkasih. Memelukmu dAlam kenyamanan seakan kiamat akan menunda utk itu.
Genderang semangat kembali ditabuh di jutaan pejuang cinta yg bersatu dalam sel-sel cintaku. Mereka dengan sukarela menawarkan jiwa raganya utk mendapatkanmu. Terompet kemenangAn cintamu telah menunjukkan bahwa kamu masih yg terbaik dalam perjuangan cinta kita.
puri asmara menunggu pertemuan cinta kita, dayang-dayang hati melayani tuannya yg bernama cinta.
indanya jemari kasih sayang menyatu dipangkuan cintamu. Bersandar dipelukmu seakan dunia ini tdk mau berhenti berputar, pagutan bibirku dipikiran hati dan jiwamu seakan tak ingin dilepaskan oleh waktu.
Bercinta denganmu seakan memuncaki gunung gairah, menanggalkan kesombongAn baju kita, hingga malam benar2 serasa beberapa kedipAn mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar